Magma Makin Naik, Gunung Agung pun Menggelembung, Apakah Akan Meletus..??
Portal Info - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan, magma yang terkandung pada perut Gunung Agung, terus bergerak naik ke atas permukaan kawah secara konsisten. Hal itu ditandai dengan tingginya jumlah gempa vulkanik dangkal yang terekam pada seismograf.
"Dari data terakhir masih konsisten datanya. Gempa konsisten, utamanya gempa vulkanik dangkal naik secara signifikan. Gempa tersebut menandakan fluida mulai bergerak naik," kata Kepala PVMBG, Kasbani, di Pos Pemantauan Gunung Api Agung yang berlokasi di Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Selasa, 26/09/2017.
Menurut Kasbani, perekaman data aktivitas Gunung Agung yang di lakukan kali ini lebih lengkap daripada perekaman data aktivitas vulkanik gunung berketinggian 3.031 mdpl ini meletus pada tahun 1963.
Kasbani menuturkan, 54 tahun yang lalu, saat Gunung Agung meletus, data yang terekam hanya berupa data seismik dan foto. Selain itu juga ada beberapa video yang tersimpan. Sementara untuk data wilayah yang terkena dampak akibat letusan Gunung Agung masih belum tercatat.
"Ini akan menjadi data pertama yang lengkap merekam aktivitas Gunung Agung," katanya.
Pada pengamatan kali ini, data deformasi atau penggelembungan telah dipasang sejak kemarin. Data ini akan menjadi pelengkap untuk data yang telah ada.
Menurut data PVMBG, frekuensi gempa vulkanik yang terjadi, juga tercatat sangat tinggi sejak PVMBG menaikkan status vulkanik dari siaga menjadi awas atau level IV, pada Jumat malam, 22/09/2017.
"Saat ini merupakan fase kritis. Magma mau keluar tetapi tersumbat batuan. Gempa vulkanik dalam frekuensinya juga cukup tinggi," kata Sutopo di BNPB Jakarta, Senin 25/09/2017.
Sutopo mengatakan, wilayah yang sangat rawan terkena dampak letusan Gunung Agung dalam kondisi saat ini adalah wilayah dengan radius 9-12 kilometer diukur dari puncak kawah Gunung Agung. oleh sebab itu, warga dalam zona merah telah diungsikan.
"Dari seluruh pengamatan yang dilakukan menunjukkan potensi meletus tinggi, radius 9 kilometer harus dikosongkan," katanya.
Selain itu, akibat tingginya aktivitas vulkanik di Gunung Agung mengakibatkan adanya perubahan bentuk pada gunung berapi tersebut. Sutopo menyebutkan, terdapat penambahan volume gunung yang di sebabkan oleh besarnya tekanan magma dari dalam.
"Ada penggelembungan di bentuk Gunung Agung, itu terpantau di satelit," katanya.
sumber : viva.co.id